
Perubahan yang perlu dibuat selepas berumah tangga, Sweet Qismina pilih jaga aib suami walau ada masalah dan akan elak melepaskan emosi di media sosial.
Pelakon yang mendirikan rumahtangga pada 24 Oktober 2022 Sweet atau nama lengkapnya Farhanna Qismina Supandi bersama pelakon, Adam Lee akui dirinya kini makin matang.
Selepas mendirikan rumahtangga dan bergelar isteri dia lebih berhati-hati terutama apabila meluahkan perasaan atau berkongsi masalah di media sosial.
Sebelum Kahwin Lantang Bersuara
Jika dahulu sebelum mendirikan rumahtangga, Sweet memberitahu dia begitu lantang berkongsi segala masalah di media sosial. Namun kini dirinya makin matang dan sangat bersyukur dikurniakan suami yang turut banyak memberi nasihat.
“Sebelum kahwin memang saya memang lantang bersuara dan suka berkongsi di sosial media. Nak tunjukkan perasaan tak puas hati pada orang di luar sana. Bila orang tanya saya akan cakap saya general saja nak beritahu pada public bukan ada apa-apa pun,” kongsi Sweet.
Pasangan sama cantik dan sama padan ini begitu ceria. Malah sewaktu ditemubual terpancar kebahagiaan di wajah masing-masing.
Duduk Berbincang Dengan Suami Jika Punya Masalah
Sweet dan Adam juga menerangkan mereka lebih suka berbincang jika punya masalah berbanding berkongsi di media sosial.
“Adam bukanlah seseorang yang suka tunjukkan semua di sosial media. Suami mengajar saya menjaga aib keluarga dan diri sendiri pada orang di luar sana. Pada saya less is more, Jika ada masa keluarga atau apa-apa masalah kenalah duduk berbincang dengan suami,” kongsi mereka.
Adam Ringan Tulang
Mengusik tentang kehidupan mereka sebagai suami isteri, Sweet menerangkan Adam seorang suami yang ringan tulang bila di rumah.
“Alhamdulillah dapat suami yang bekerjasama dan bantu saya buat kerja rumah. Memang Adam ringan tulang dan kami sama-sama akan buat kerja rumah. Saya sangat bersyukur. Kami memahami cara masing-masing dan kami tahu patut atau tidak lakukan selepas berkahwin,” ujar Sweet.
Bergandingan Bersama
Sweet dan Adam juga menerangkan mereka bersyukur apabila digandingkan bersama dalam drama Cik Misi 123.
“Alhamdulillah kami digandingkan bersama dalam drama ini. Kami tak tolak rezeki jika kami digandingkan bersama dalam sebuah drama.
“Kami suka pekerjaan kami. Tak ada istilah berkepit sebab produser yang nak dan kami bersyukur bila digandingkan,” kongsi mereka.
Nikah Itu Sebenarnya Murah Tapi Kita Yang Buatkan Kahwin Itu Mahal

Menikah Itu Sebenarnya Murah
Berbicara pernikahan memang selalu tak pernah habis untuk di kaji, khususnya bagi kaum muda-mudi yang sudah mulai merencanakan pernikahannya. Bahkan kadang ada yang rela menunda pernikahan dulu demi sebuah pernikahan impian yang ideal. Memang tak ada salahnya memiliki pernikahan yang ideal, karena menikah adalah janji setia dan hanya ingin dilakukan sekali seumur hidup.
Menikah itu juga keputusan yang melibatkan hati, dan tentu juga melibatkan keuangan. Bila dikaji lebih dalam demi sebuah pernikahan yang ideal. Mungkin pundi-pundi rupiah anda akan ludes dan harus meminjam juga kepada sanak family atau bahkan ke lembaga keuangan. Sebut saja biaya sewa gedung, cathering sampai dengan tetek bengek lainnya yang harus disiapkan dalam pernikahan.
Mungkin hari ini kita segalanya bagi seseorang, tapi besok bisa jadi kita bukanlah siapa-siapanya lagi.Karena hati manusia mudah berubah, maka dari itu luruskan niat Lillahi Taala biar semuanya tetap sama
Sebenarnya, menikah itu bisa jadi murah jika seseorang lebih memilih acara yang sederhana jika tidak ada adat dan gengsi diantara kedua belah pihak. Bukankah tujuan pernikahan yang sebenarnya adalah untuk menyempurnakan separoh agama dan untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat.
Menikah Itu Seharusnya Kerana Allah Dan Jangan Di Campur Adukkan Dengan Adat
Karena menikah itu sebuah ibadah yang bisa menjadi ladang pahala sepanjang masa. Seharusnya luruskan niatmu menikah hanya karena Allah Taala jangan sampai salah niat. Lagipula, bila niat sudah lillah tentu kamupun tidak akan mudah lelah saat menjelang pernikahan, karena pastinya kamu tidak sibuk dengan pikiran manusia, tapi lebih kepada berharap yang terbaik kepada Allah.
Dan jika menikahmu karena menuruti gengsi, maka pasti setelah pernikahan kamu bukan bahagia, tetapi ribet mikirin harta yang telah terpaka. Dan masih untung bila dananya tadi memang uangmu sendiri, kalau ngutang?. Wah habis nikah bukan senang-senang, tapi banting tulang buat lunasin tuh hutang.
Menikah Itu Bukan Tentang Seberapa Mewah Resepsimu, Tetapi Lebih Kepada Niat di Hati Hanya Kerana Allah Taala
Karena yang terpenting dalam memulai pernikahan ini bukan megahnya resepsi, tetapi niat yang selalu terpati “Lillahi Ta’ala”. Karena apabila hati sudah tetap merujuk kepada Allah, maka yang ada didalam pikiran kita hanyalah bagaimana caranya tindakan yang ada selalu mendatangkan keridlaan Allah.
Sehingga bila sudah demikian, maka sudah jelas setelah pernikahan, atau bahkan setelah bertahun-tahun bersamapun semua keadaan yang ada akan selalu tercipta menyenangkan dan selalu indah, karena kesiapan hati yang sudah benar-benar matang sebelumnya.
Jangan Pula Menikahmu Terpaku Kepada Adat, Kerana Boleh Jadi Akan Merosak Niatmu yang Suci Untuk Menikah Kerana Allah
Memang adat di Indonesia itu sangat banyak dan menjadi kekayaan yang tak ternilai. Di setiap adat juga sudah mengatur masalah pernikahan. Tapi, jangan sampai terpaku pada adat dan gengsi, sebab kedua hal ini bila dibiarkan akan merusak niat baik yang ada dihati dan bisa jadi penghalang untuk menikahmu.
Buktinya tak sedikit dari kita yang menggelar walimahan besar, tapi ujung-ujungnya bila ditanya biar terlihat mewah dihadapan para tamu. Padahal untuk apa terlihat mewah dan seakan-akan selalu wah, bila sehabis pesta pernikahan usai kamu tak bisa bijak menjalani pernikahan dalam waktu yang lama. atau yang paling parahnya lagi, menghitung jumlah utang yang harus dibayar.
Luruskan Niatmu, Kerana Sebenarnya Tujuan Menikah Dalam Islam Itu Mulia Bukan Sekadar Hanya Untuk Kata Halal dan Sah
Agama Islam telah memberikan pedoman yang lengkap dan jelas mengenai masalah pernikahan ini. Mulai dari anjuran menikah, bagaimana memilih pasangan yang benar, cara melakukan khitbah (peminangan), sampai bagaimana mendidik anak, semua diatur oleh Islam dengan sangat detail dan menyeluruh.
Dikutip dari ensiklopedimuslim.com, bahwa tujuan utama menikah itu ada tujuh yaitu Melaksanakan Sunnah Rasul, Menjaga Diri Dari Perbuatan Maksiat, Menguatkan Ibadah, Memperoleh Ketenangan, Memperoleh Keturunan, Investasi di Akhirat Nanti dan Menyalurkan fitrah Manusia.
Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir [Ar-Rum 21].
Menurut Pendapat Ulama, Menikah itu Boleh Mengutamakan Yang Wajib, Sunnah dan Bahkan Mubah, Jadi Masih Lebih Mementingkan Hukum
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. An Nur: 32).
Dari ayat diatas ada perbedaan pendapat ulama, ada yang berpendapat bahwa menikah itu wajib, sunnah dan bahkan mubah. Semua tergantung kepada kondisi dan keadaan seseorang yang akan menikah.
Kredit foto: Instagram Nad Zainal
Isteri Perlu Minta Izin Keluar Rumah

Betulkah, setiap kali hendak keluar rumah isteri mesti meminta izin suami? Tidakkah syarat ini seperti merendahkan martabat isteri di zaman serba moden ini?
Pertama sekali perlu bertanya kepada diri sendiri, adakah Islam diubahsuai mengikut zaman atau zaman yang diubahsuai mengikut Islam?
Jika kita beriman bahawa Islam adalah panduan hidup dan Islam sesuai untuk semua zaman hingga Hari Akhirat, maka zamanlah yang diubahsuai agar mengikuti petunjuk Islam.
Merujuk kepada isteri yang hendak keluar rumah, hendaklah disedari bahawa kedudukan asal seorang isteri adalah di dalam rumah berdasarkan firman Allah: Dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu. [al-Ahzab 33:33] Apabila isteri hendak keluar rumah, sekali pun ke masjid, hendaklah dia meminta izin suaminya.
Rasulullah bersabda: Jika salah seorang dari isteri kalian meminta izin ke masjid, maka janganlah melarangnya. [Shahih al-Bukhari, no: 4837]
Lebih lanjut, keluar rumah terbahagi kepada empat kategori.
Pertama, keluar rumah yang sudah menjadi kebiasaan seperti isteri keluar untuk ke pejabat atau menghantar dan mengambil anak dari sekolah. Maka untuk kategori pertama ini, memadai mendapat izin untuk kali yang pertama daripada suami. Keizinan daripada suami merangkumi setiap kali isteri hendak keluar rumah atas tujuan-tujuan tersebut.
Kedua, keluar rumah yang bukan kebiasaan seperti menziarahi rakan. Maka hendaklah meminta izin suami.
Ketiga, keluar rumah dalam keadaan terdesak seperti ke klinik membawa anak yang jatuh bermain basikal. Dalam kes terpencil seperti ini, tidak perlu mendapatkan izin suami jika masa atau keadaan tidak mengizinkan. Namun hendaklah dikhabarkan kepada suami apabila mendapat kelapangan.
Keempat, keluar rumah untuk tujuan maksiat, seperti menyertai kumpulan rakan-rakan yang dikenali suka bergosip dan menyebarkan aib tentang orang lain. Maka tidak perlu keluar rumah, tidak perlu minta izin suami dan tidak perlu mematuhi meski pun suami mengizinkannya.
Rezeki Tak Sempit Lagi, Hutang Mudah Langsai. Ini Caranya!

Menanggung hutang yang banyak adalah satu beban yang berat. Diri menjadi seperti seorang hamba yang kehilangan kebebasan.
Buat apa sahaja termasuk sedang beribadah pun teringatkan hutang. Tidur tidak dapat merehatkan tubuh dan minda kerana sering terjaga dalam keadaan takut dan bimbang.
Alangkah baiknya jika siang tiada kerana susahnya hati hendak berdepan dengan manusia. Begitulah keadaan orang yang berhutang. Hatinya tidak tenang. Lebih dibimbangi jika hutang masih tidak lunas semasa ajal menjemput.
Lalu, sekuat hati berharap masalah hutang dapat diselesaikan. Pelengkap membayar hutang sudah tentulah dengan kemurahan rezeki. Setiap masa berharap Allah memurahkan rezeki. Maka, berikut adalah beberapa langkah untuk melunasi hutang dan memurahkan rezeki.
.
#1 Doa
Perkara pertama ialah berdoa. Minta kepada Allah dengan bersungguh-sungguh agar hutang yang ada mudah untuk diselesaikan. Bacalah doa setiap kali selepas solat.
Daripada Abu Said al-Khudri RA katanya (maksud):
“Rasulullah SAW telah memasuki masjid. Tiba-tiba terdapat seorang sahabat bernama Abu Umamah RA sedang duduk di sana. beliau bertanya:
“Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di dalam masjid sedangkan bukan waktu solat?”
Abu Umamah menjawab: “Dukacita dan hutang menyelubungiku wahai Rasulullah!”
Rasulullah menjawab: “Mahukah kamu aku ajarkan kepada kamu satu doa jika kamu membacanya Allah akan menghilangkan rasa dukacitamu dan melangsaikan hutangmu.”
Abu Umamah menjawab: “Sudah tentu, wahai Rasulullah.”
Maka Baginda bersabda: “Ucapkanlah pada tiba waktu pada pagi dan petang bacaan ini:
Maksudnya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kedukaan dan kesedihan. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari bebanan hutang dan penindasan manusia.”
Abu Umamah r.a berkata:
“Setelah membaca doa tersebut, Allah menghilangkan kedukaanku dan melunaskan hutangku.”
Dalam kisah yang lain, daripada Ali r.a bahawa seorang hamba mukatab telah datang menemuinya dan berkata:
“Sesungguhnya aku tidak mampu untuk melangsaikan hutang perjanjian dengan tuan aku (perjanjian kitabah iaitu antara hamba dengan tuannya untuk pembebasan dirinya), maka tolonglah aku!
Maka Saidina Ali ra berkata: “Mahukah kamu aku ajarkan kepadamu dia yang telah Rasulullah SAW ajarkan kepada mereka, (iaitu) jika kamu dibebani hutang yang setinggi bukit, Allah akan selesaikannya untuk kamu?
Saidina Ali berkata: “Katakanlah: Maksudnya:
“Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku daripada yang haram, dan cukupkanlah aku dengan kurniaan-Mu daripada bergantung kepada selainMu.” (Riwayat al-Tirmizi)
.
#2 Mengerjakan Solat-Solat Sunat
Solat-solat sunat merupakan solat tambahan kepada solat fardhu kita. Ia bukan sahaja dilakukan oleh Rasulullah, malah orang-orang soleh juga melakukan amalan yang sama. Selain kebaikan di dunia, solat sunat amat penting untuk memberi kebaikan di akhirat kelak. Antara solat sunat yang dianjurkan ialah solat tahajud dan solat sunat dhuha.
Rasulullah SAW bersabda (maksudnya):
“Sesungguhnya pada waktu malam, terdapat satu waktu tiadalah hamba yang Muslim membetulinya dengan berdoa meminta kebaikan kepada Allah kecuali dikurniakan kepadanya yang demikian itu setiap malam.” (Riwayat Ahmad)
Hadis riwayat Abu Dzar bahawa Nabi SAW bersabda (maksudnya):
“Setiap tulang sendi seseorang menjelang pagi memerlukan sedekah. Untuk itu, setiap tasbih itu adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah dan tiap-tiap takbir adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah. Semua perbuatan itu sama nilainya dengan dua rakaat solat Dhuha.”
#3 Mengelakkan Diri Daripada Mencipta Hutang Baru
Jika mahu melangsaikan hutang yang ada, prinsipnya adalah dengan tidak mencipta atau menambah hutang baru. Ini untuk memudahkan hutang yang lama diselesaikan dan tidak menambah beban baru kepada diri anda.
Selain itu, pastikan perbelanjaan anda tidak melebihi pendapatan anda. Ada kehendak yang tidak perlu dituruti. Buat satu bajet atau senarai perbelanjaan. Letak satu jumlah untuk pembayaran semula hutang anda selama tempoh tertentu dan konsisten dalam pembayaran.
Bincang pengurusan pembayaran hutang anda dengan pihak yang memberi hutang sekiranya anda mengalami masalah pembayaran.
#4 Berusaha Mencari Rezeki Yang Halal
Doa perlu seiring dengan usaha anda dalam mencari rezeki. Cari rezeki yang halal untuk membayar hutang anda dan untuk menampung keperluan anda sekeluarga.
Usah terpedaya dengan kekayaan yang datang dari sumber yang diragui, diperolehi dengan jalan menipu dan menganiaya, atau dengan jelas adalah haram.
Walaupun anda benar-benar memerlukan wang, itu tidak bermakna anda harus mengikuti jalan yang dibenci Allah. Ini kerana, keberkatan rezeki adalah lebih penting berbanding memilkinya.
Rezeki yang tidak halal memberi kesan bukan sahaja kepada diri yang semakin jauh daripada Allah, hilang ketenangan, asyik berasa kurang, malah meragut keharmonian keluarga.
.
#5 Memperbanyakkan Kebaikan
Jagalah dan berbuat baiklah kepada ibu bapa. Besar pahala melakukan kebaikan kepada kedua ibu bapa. Begitu juga dengan meringankan tulang membantu mereka yang memerlukan.
Mungkin ada jiran yang memerlukan bantuan anda untuk memperbaiki alatan di rumahnya yang rosak, seorang lelaki buta yang hendak melintasi jalan, membuang tin minuman yang dibuang di tepi jalan, atau kanak-kanak yang terjatuh semasa menunggang basikal.
Apabila anda ke masjid, masukkan sedikit wang ke dalam tabung masjid sebagai sedekah. Berilah walaupun sedikit kerana yang sedikit itu besar nilainya bagi mereka yang memerlukan dan besar maknanya untuk usaha dakwah. Jadilah manusia yang baik pada pandangan Allah SWT.
#6 Menambah Istighfar Dan Zikir
Tiada manusia yang lepas daripada kesilapan. Namun, itu tidak bermakna tiada pengampunan daripada Allah. Malah, Allah amat luas pintu keampunannya untuk umatNya yang melakukan kesilapan dan dosa. Kita tidak mahu jarak kita dengan Allah menjadi jauh kerana dosa itu.
Dosa menyesakkan dada dan menyempitkan hidup. Oleh itu, perbanyakkanlah istighfar dan memuji Allah dengan zikir. Zikir paling mudah ialah ‘subhanallah’, ‘alhamdulillah’, dan ‘Allahu akhbar.’
Selain itu, bacalah Al-Quran sebaik-baiknya setiap kali selepas solat. Bukan sahaja kita memperolehi pahala, malah diri akan berasa tenang dengan membaca kalimah Allah SW
GAMBAR HIASAN : TANGKAP PICTURES